Akademisi ungkap pentingnya gerakan sosial miliki jaringan yang luas

Akademisi ungkap pentingnya gerakan sosial miliki jaringan yang luas

Jakarta – Ivanovich Agusta, seorang dosen di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM). Di Institut Pertanian Bogor (IPB), menekankan bahwa memiliki jaringan luas. Adalah hal yang penting untuk setiap gerakan sosial.

Ivan, yang merupakan seorang sosiolog pedesaan, memberikan contoh bahwa gerakan sosial dari para nelayan atau petani memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kalangan menengah dan atas. Dukungan tersebut sangat penting agar pengajuan tuntutan mereka dapat sampai pada tahapan pembuatan kebijakan.

“Nelayan mungkin dapat melakukan aksi demonstrasi di Jakarta. Namun yang lebih krusial adalah mereka harus memiliki jaringan yang dapat menjangkau tingkat kementerian dan bahkan berkesempatan untuk bertemu dengan presiden,” jelas Ivan saat memberikan pemaparan dalam acara Bedah Buku “Perubahan Sosial dan Masa Depan Nelayan Indonesia,” yang ditulis oleh dosen SKPM IPB, Rilus A. Kinseng, yang diliput di Jakarta, pada hari Selasa.

Ia juga menambahkan bahwa usaha dari masyarakat kelas bawah tidak akan efektif jika mereka tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan pihakpihak berpengaruh dari kalangan masyarakat menengah dan atas.

Ivan kemudian mengutip pendapat aktivis Munir Said Thalib dari salah satu bukunya yang terbaru, yang menyatakan meskipun pemerintah sering kali mendapat kritik dari masyarakat, masih ada individu dalam struktur pemerintahan yang dapat diajak berdialog untuk melindungi kepentingan kelompok masyarakat yang menghadapi masalah.

“Misalnya, Munir pernah menyatakan bahwa meskipun pemerintah tidak selalu baik, selalu ada orang baik dalam sistem yang bisa diajak bicara. Jika tidak ada, mungkin mereka sudah lama ditangkap,” ungkap Ivan.

Mantan Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) itu menjelaskan bahwa di setiap gerakan sosial, selalu ada elemen yang bisa menjembatani komunikasi dengan pihak yang lebih berkuasa.

Dia juga mengatakan bahwa hal ini ditekankan dalam buku “Perubahan Sosial dan Masa Depan Nelayan Indonesia” karya Rilus A. Kinseng. Buku yang dirilis pada September 2024 ini membahas mengenai strategi bagi kelompok masyarakat dalam memanfaatkan jaringan sosial untuk memperjuangkan kepentingan mereka.

“Jadi, apakah gerakan petani memerlukan dukungan dari kalangan menengah dan atas? Tentu saja, gerakan itu tidak bisa berdiri sendiri jika kita mengamati gerakan sosial yang ada dalam buku ini,” kata Ivan.