Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menginformasikan bahwa pada bulan Maret 2025. Tambahan impor bawang putih akan mencapai 21 ribu ton, diikuti dengan 14. 600 ton pada bulan April 2025.
“Untuk Maret, kami merencanakan impor sebanyak 21 ribu ton dan pada April mencapai 14. 600 ton. Ini sesuai dengan data dari direktorat yang relevan (Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri) terkait dengan PI yang dimiliki para pengusaha,” jelas Tommy Andana, Staf Ahli di bidang Iklim Usaha dan Pengamanan Pasar, dalam pertemuan daring mengenai Inflasi Daerah di Jakarta pada Senin.
Tommy menambahkan bahwa Kemendag sudah bertemu dengan para importir yang memiliki izin impor (PI) dan meminta mereka untuk mempercepat proses masuknya bawang putih. Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian dari para importir sudah mulai melakukan importasi. Tommy berharap mereka bisa segera mendistribusikan barang tersebut.
“Bawang putih sudah mulai diimpor, dan kami berharap distribusinya bisa segera dilakukan. Kami bersama direktorat terkait telah meminta agar PI yang ada dapat segera direalisasikan dan disebarkan,” tuturnya lebih lanjut. Tommy juga menyatakan harapannya agar Kemendag serta pemerintah daerah bisa berkolaborasi dalam menangani isu peningkatan harga barang kebutuhan pokok, terutama menjelang bulan Ramadhan.
“Kami berharap agar saat ada kelangkaan atau harga tinggi pada komoditas, hal itu bisa segera dikomunikasikan dengan pemerintah daerah,” kata Tommy. Menurut data Panel Harga Pangan, harga bawang putih di Pulau Jawa sudah mencapai Rp40. 017 per kilogram, sedangkan di wilayah Indonesia timur dan 3TP (tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan) harganya mencapai Rp52. 333 per kilogram.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa persediaan bawang putih dalam keadaan aman, kecuali di daerah Indonesia timur dan 3TP yang masih membutuhkan intervensi.