Denpasar – Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, Pemerintah Provinsi Bali (Pemprov). Telah memisahkan waktu sekolah dan jam kerja pegawai dengan cara membedakan kedua aktivitas tersebut.
Pernyataan ini disampaikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar pada Jumat, saat ia memperkenalkan tim untuk mempercepat pembangunan di Bali dan tim yang bertugas menangani kemacetan, yang telah diminta untuk merancang solusi.
“Kepala Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali bersama Ditlantas Polda Bali akan menyusun rencana untuk mengubah arus kendaraan. Mereka akan melakukan rekayasa untuk membuat langkah yang lebih efektif demi mengurangi kemacetan. Perubahan jam kerja dan jam mulai kegiatan pegawai serta anak sekolah akan diterapkan,” ujarnya.
Gubernur Bali juga menjelaskan bahwa jam sekolah akan diatur lebih awal, sedangkan waktu kerja pegawai di lingkungan Pemprov Bali akan dimulai dari pukul 8. 00 hingga 16. 00 Wita. Pengaturan jam sekolah masih harus dirancang agar tidak berbenturan dengan jam kerja pegawai.
Tindakan ini dianggap penting mengingat kemacetan merupakan masalah serius di samping pengelolaan sampah di Bali, sehingga diperlukan penanganan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dinas Perhubungan beserta anggota tim yang ditunjuk diminta untuk segera memulai pekerjaan mereka, dimulai dari pemetaan arus lalu lintas yang padat di seluruh Bali.
Selain itu, mereka juga diharapkan dapat menentukan pola yang tepat untuk diterapkan dalam jangka pendek, termasuk membedakan jadwal bagi pelajar dan pegawai guna mengurangi kepadatan arus lalu lintas.
“Di Jakarta hal ini bisa dilakukan, saya yakin kita di Bali bahkan bisa lebih cepat, ini merupakan langkah mendesak dalam jangka pendek agar wisatawan merasa nyaman saat berkunjung ke Bali,” imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa penanganan kemacetan ini juga penting untuk menjaga citra Bali di mata wisatawan. Dengan perkiraan 6,4 juta wisatawan mancanegara mengunjungi Bali pada tahun 2024, kualitas yang lebih baik dapat meningkatkan jumlah pengunjung.
“Angka ini lebih tinggi dibandingkan sebelum COVID-19 yang tercatat 6,2 juta. Bali tetap menarik meskipun ada masalah, dan apabila pengelolaan sampah serta kemacetan lebih baik, kita akan dapat memperbaiki situasi ini. Kami perlu memastikan bahwa Bali, yang dikenal sebagai Pulau Dewata, benar-benar mencerminkan keindahan surga,” ujar Gubernur Koster.