Jakarta (cvtogel) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melaksanakan percobaan. Untuk program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di tingkat menengah di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK). Dengan tujuan memberi akses kepada pendidikan formal bagi anak-anak dari Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa banyak anak PMI yang sebelumnya tidak dapat mengakses layanan pendidikan formal akibat faktor geografis, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perbatasan atau daerah dalam di negara tetangga.
“Jumlah anak-anak di Kinabalu yang orang tuanya bekerja sebagai pekerja migran Indonesia sangat banyak. Namun, karena jarak dan keadaan, mereka tidak dapat masuk ke sekolah formal. Ditambah lagi, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu memiliki kapasitas terbatas. Akibatnya, mereka hanya dapat belajar di CLC, yaitu Community Learning Center,” ungkap Mendikdasmen Abdul Mu’ti saat acara peluncuran percobaan PJJ di Jakarta pada hari Kamis.
Menyikapi masalah ini, Mendikdasmen menyatakan bahwa teknologi dapat menjadi jawaban untuk menanggulangi tantangan yang ada dalam akses pendidikan formal. Tentu saja, ini harus diikuti oleh keinginan anak untuk belajar secara formal dan ada jaminan kualitas dalam pelaksanaan PJJ.
Oleh karena itu, ia menyebutkan bahwa Kemendikdasmen bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk SMAN 2 Padalarang, Universitas Terbuka, dan lembaga SEAMOLEC, untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan percobaan PJJ tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Tatang Muttaqin, yang merupakan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kemendikdasmen, menjelaskan bahwa SMAN 2 Padalarang merupakan sekolah menengah yang sukses dalam menjalankan program SMA terbuka.
Universitas Terbuka juga siap menjadi mitra Kemendikdasmen untuk memastikan kualitas dan supervisi terkait percobaan pelaksanaan PJJ di SIKK, seperti yang dia tambahkan.
Dalam hal pengembangan materi ajar dan teknologi yang diperlukan selama PJJ, mereka bekerja sama dengan lembaga SEAMOLEC.
Tatang selanjutnya menambahkan bahwa pihaknya menargetkan pelaksanaan PJJ di tingkat menengah dapat diadakan di 34 satuan pendidikan di 34 provinsi secara bertahap pada tahun 2026.
“Dengan target minimal 100 siswa per provinsi, diperkirakan akan ada 3. 400 siswa yang dapat mengakses PJJ pada tahun 2027,” tambahnya.
Sebagai tambahan, percobaan PJJ tingkat menengah di SIKK tahun ini ditargetkan untuk 100 siswa.
SIKK dipilih sebagai proyek percontohan karena merupakan sekolah Indonesia di luar negeri dengan jumlah siswa terbanyak dan merupakan sekolah utama bagi CLC yang ada di Sabah dan Sarawak, dengan total peserta didik sekitar 20 ribu untuk tingkat SD dan SMP.
Sebagian besar orang tua dari siswa tersebut adalah pekerja migran Indonesia, seperti buruh di kebun sawit, perkebunan, pekerja bangunan, asisten rumah tangga, dan pelayan restoran.